Pengertian Prestasi Belajar Siswa

Pengertian Prestasi Belajar Siswa




Pengertian Prestasi Belajar Siswa
Prestasi Belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang anak belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh anak tersebut.

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “Prestasic” yang berarti hasil usaha. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Prestasi Belajar didefinisikan sebagai hasil penilaian yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa Prestasi Belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan/dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 895), sedangkan menurut Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Sukmadinata (2003: 101), “Prestasi Belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapa-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”.

Prestasi Belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai Siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi Belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria (Prakosa, 1991).
Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 4), mengemukakan bahwa :

Prestasi Belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.

Menurut Siti Partini (1980 : 49), “Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya (1983: 4) menyatakan “Prestasi Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan Siswa”. Haditomo dkk (1980 : 4), mengatakan “Prestasi Belajar adalah kemampuan seseoran Dewa Ketut Sukardi (1983 : 51), menyatakan “Untuk mengukur Prestasi Belajar menggunakan tes prestasi yang dimaksud sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar atau learning”. Menurut Sumadi Suryabrata (1987 : 324), “Nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru menganai kemajuan atau Prestasi Belajar Siswa selama masa tertentu”. Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui Prestasi Belajar Siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan Prestasi Belajar nya rendah.

Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi kalau Hasil Belajar didefinsikan sebagai suatu hasil nyata yang dicapai oleh Siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester, maka Prestasi Belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar Siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode Siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode tertentu

Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap prestasi atau keberhasilan belajar Siswa. Prestasi Belajar yang didefinisikan sebagai Hasil belajar Siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh Siswa, yakni Prestasi Belajar Siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.

Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar Siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan Siswa.

Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulanbahwa Prestasi Belajar adalah Prestasi Belajar yang dicapai Siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada Siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana Siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi Siswa yang belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.

2. Indikator Prestasi Belajar Siswa
Dalam mengungkapkan dan mengukur prestasi Siswa dapat dilihat dari tiga aspek, meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut akan dikemukakan sebagai berikut:
a) Aspek Kognitif, yaitu aspek yang berkaitan dengan Prestasi Belajar intelektual.
b) Aspek Afektif yaitu aspek yang berkenaan dengan sikap dan nilai.
c) Aspek Psikomotorik yaitu aspek yang berkenaan dengan hasil belajar yang tampak dalam kemampuan bertindak.

Tingkat perkembangan mental tersebut menurut Benyamin Bloom (dalam Sri Anitah: 2008: 2.19) yaitu

1. Aspek Kognitif
Yaitu yang berkenaan dengan pengenalan baru atau mengingat kembali (menghafal) suatu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual. 

Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang, yaitu :
a. Pengetahuan (knowledge), dalam jenjang ini seseorang dituntut dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.

b. Pemahaman (comprehension), kemampuan ini menuntut Siswa memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga, yakni; (a) menterjemahkan, (b) menginterpretasikan, dan (c) mengekstrapolasi.

c. Penerapan (aplication), adalah jenjang kognitif yang menuntut kesanggupan menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip- prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret.

d. Analisis (analysis) adalah tingkat kemampuan yang menuntut seseorang untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.

e. Sintesis (synthesis), jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana atau mekanisme.

f. Evaluasi (evaluation) adalah jenjang yang menuntut seseorang untuk dapat menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu.

2. Aspek Afektif
Ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya. Jenjang kemampuan dalam ranah afektif yaitu:

a. Menerima (Receiving), diharapkan Siswa peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu.

b. Menjawab (Responding), Siswa tidak hanya peka pada suatu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan Siswa untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan.

c. Menilai (valuing), diharapkan Siswa dapat menilai suatu obyek, fenomena atau tingkah laku tertentu dengan cukup konsisten.

d. Organisasi (organization), tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai.

3. Aspek Psikomotorik
Yaitu pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang menunjukkan gerak (skill). Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom, yaitu :
a. Persepsi (Perception)
b. Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
c. Kesiapan (Set)
d. Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
e. Respon Terpimpin (Guided Response)
f. Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
g. Mekanisme (Mechanism)
h. Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.

Menurut Sri Anitah (2008:2.19), mendefinisikan Prestasi Belajar adalah perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya satu aspek saja tetapi terpadu yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Romizoswki, 1982 (dalam Sri Anitah, 2008:2.19) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukkan Prestasi Belajar yaitu: 1) keterampilan kognitif berkaitan dengankemampuan membuat kepurusan memecahkan masalah dan berpikir logis, 2) keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual, 3) keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control, 4) keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh Siswa. Prestasi Belajar yang dicapai oleh Siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Menurut Hamalik (2002: 146) Prestasi Belajar itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan Siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes dan non tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Nana Sudjana (2004 : 22) “Prestasi Belajar adalah perubahan tingkah laku setelah menempuh pengalaman belajar (proses belajar mengajar)”. Pengalaman belajar yang dialami oleh Siswa akan menghasilkan kemampuan yang menurut Horwart Kingsley dalam Nana Sudjana (2004 : 22) dibedakan menjadi tiga kemampuan yaitu :
1). Keterampilan dan kebiasaan
2). Pengetahuan dan pengarahan
3). Sikap dan cita-cita.

Ketiga kemampuan tersebut yang harus dimiliki oleh Siswa, Prestasi Belajar ini dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi guru dan sisi Siswa seperti yang dikemukakan oleh Dimyati (2002: 3) yaitu bahwa dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar yang merupakan tindak lanjut atau cara yang dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan Siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi guru juga dapat mengukur tentang perubahan tingkah laku Siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Dari sisi Siswa, Prestasi Belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Khusus dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi indikator utama Prestasi Belajar Siswa adalah sebagai berikut:

a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh Siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam buku Strategi Belajar Mengajar 2002:120) menyatakan bahwa indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah ketercapaian daya serap.

3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Prestasi Belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Prestasi Belajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya uraikan dibawah ini, yaitu :
1. Faktor internal (factor dalam diri)
2. Faktor eksternal (factor diluar diri)
3. Faktor pendekatan belajar

Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi Prestasi Belajar yang pertama adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Prestasi Belajar yang baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara : makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indera. Tentunya banyak kasus anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik.

Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari Prestasi Belajar , intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah.

a) Intelegensi
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi (kecerdasan) yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus.

b) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2003:55) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka Siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.

c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Bahan pelajaran yang menarik minat Siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

e) Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.

f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap (matang).

g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam prosesbelajar mengajar karena jika Siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih baik.

h) Kreativitas
Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan yang sudah ada.


Faktor eksternal
Selain faktor internal, Prestasi Belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:

1. Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan masyarakat.
Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya. Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi teman sangat penting, mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah laku yang mereka lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian sudah terlanjur memiliki lingkungan pertemanan yang lemah akan motivasi belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian untuk belajar. Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai seorang pelajar.

Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan dengan Prestasi Belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi bagaimana kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di dalam kelas. Memang pada kenyataanya banyak Siswa yang merasa guru mereka tidak memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana pembelajaran yang monoton. Hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

Keluarga, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar seseorang. Biasanya seseorang yang memiliki keadaan keluarga yang berantakan (broken home) memiliki motivasi terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu difokuskan pada pemecahan konflik kekeluargaan yang tak berkesudahan. Maka dari itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah keluarga kalian surga, karena jika tidak, anak kalian yang baru lahir beberapa tahun lamanya, belum memiliki konsep pemecahan konflik batin yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah kalian wahai para orang tua yang suka bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam kelas.

Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang hidup dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga berpengaruh terhadap Siswa dan mahaSiswa.

2. Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam (cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan yang menurunkan Prestasi Belajar. Sekolah juga mempengaruhi Prestasi Belajar, dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki kualitas yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar Siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan Siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

4. Penilaian Prestasi Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121) mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi Prestasi Belajar Siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes Prestasi Belajar . Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes Prestasi Belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai berikut:

a. Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap Siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.

b. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap Siswa untuk meningkatkan tingkat Prestasi Belajar atau Prestasi Belajar Siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

c. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap Siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar Siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.

5 Comments

Previous Post Next Post